POLA PIKIR dan PERILAKU


"Kita hanya melihat sebuah fakta. Selanjutnya dikembangkan dalam pikiran kita"
           Alexander Paulus; Your Thinking Determines Your Success.  

Apakah pola pikir, Mindset, atau paradigma itu? Barang kali ilustrasi berikut dapat membantu kita memahami apakah pola pikir itu dan apa saja dampaknya bagi perilaku serta cara kita berkomunikasi dan berinteraksi.

"Saat itu jam dinding menunjukkan angka dua belas kurang sepuluh menit menjelang tengah malam. Satu tingkat di bawah ruangan yang Anda diami di sebuah apartemen terdengar suara radio yang cukup keras melantunkan lagu-lagu dengan jenis musik rock. Minggu lalu penghuni yang menempati ruangan tersebut meninggal dunia dengan cara bunuh diri. Sejak itu ruangan tersebut belum ditempati lagi dengan penghuni lain. Anda juga sering mendengar cerita-cerita horor dari mereka yang juga menempati apartemen yang sama mengenai ruangan yang sudah tak berpenghuni itu. Bukankah jika tinggal di tempat seperti apartemen rasa nyaman ditentukan juga oleh siapa tetangga sebelah Anda bukan? Sekarang Anda sendiri sedang mengalami hal tersebut. Lagu-lagu rock dari ruangan tadi masih terus terdengar. Anda melihat ke jam dinding, ternyata waktu menunjukkan pukul 12.30 tengah malam. Anda tidak dapat beristirahat karena situasi tersebut, Namun Anda memutuskan untuk menunggu beberapa saat lagi. Anda mulai berpikir bahwa walaupun tetangga baru Anda adalah seorang yang brengsek, tidak mungkin Anda memulai pertemuan pertama Anda dengannya dalam bentuk pertengkaran. 

Jam 1.00 menjelang subuh, lagu-lagu rock tadi masih terus terdengar tanpa sedikitpun berkurang volume suaranya.  Anda bertanya dalam hati, 'apakah penghuni yang baru sedang mengadakan pesta di ruangannya? Bagaimana mungkin ada orang yang tidak peka terhadap orang lain seperti ini, sementara Anda perlu beristirahat untuk bekerja di esok hari?'

Akhirnya Anda memutuskan turun mendatangi ruangan tersebut untuk memberikan sedikit 'pelajaran' kepadanya tentang etika dan kesopan-santunan bertetangga. Anda lalu mengetok pintunya dengan keras. Ternyata pintunya tidak terkunci, Semua ruangan gelap gulita. Anda menghidupkan lampu dan Anda semakin kaget. Ternyata semua ruangan kosong melompong, tidak ada tanda-tanda bahwa ruangan itu dihuni. Anda kemudian masuk lebih jauh mencari dari mana datangnya arah suara radio.

Di ruang belakang Anda menemukan beberapa kaleng cat kosong yang diletakkan begitu saja, dan sebuah celana pendek lusuh dan berlumuran cat. Tidak ada tetangga baru. Ternyata hanya seorang tukang cat sembrono yang meninggalkan ruangan dan lupa mematikan radio. 

Tetangga baru yang sangat tidak peka tadi yang Anda temukan hanya berdasarkan kebisingan suara radio telah menghilang ditelan udara malam. Namun emosi dan kemarahan yang Anda rasakan begitu nyata dan tetap tinggal. Anda masih tetap belum bisa tidur karena Anda masih marah pada 'tetangga' Anda tadi, tetangga yang Anda ciptakan dan hanya ada dalam pikiran Anda sendiri. Andalah menciptakan 'manusia jahat' tadi untuk menjelaskan kerasnya suara radio. 

Sadarkah Anda bahwa manusia jahat yang Anda ciptakan tadi benar-benar 'hidup' dalam pikiran Anda? Sadarkah Anda jika saja Anda tidak segera turun untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi maka sangat mungkin Anda akan tetap tinggal dan dikuasai oleh ilusi yang menciptakan emosi dan kemarahan Anda hingga berhari-hari, bahkan berbulan-bulan? Sadarkah Anda akan konsekuensi selanjutnya dalam menjalani hari-hari hidup Anda?" 

Perhatikan gambar di bagian atas tulisan ini. Gambar sebelah kiri atas (seekor angsa) adalah sebuah objek yang kita lihat secara sensori dari panca indra kita. Gambar sebelah kanan bawah adalah apa yang kita ciptakan dalam pikiran kita.

Pengalaman eksternal kita, yaitu apa yang kita lihat, atau kita dengar secara sensori akan menstimulasi pengalaman dalam dunia internal kita -pola pikir atau mindset kita. Dengan kata lain apa yang kita lihat atau kita dengar secara sensori mungkin tidak sedahsyat apa yang kita ciptakan dalam pikiran kita.

Jadi, pola pikir, mindset atau paradigma adalah sebuah pola, model, kerangka pikir atau sudut pandang yang kita gunakan untuk 'melihat' dan memberi makna terhadap 'dunia' di hadapan kita. Peristiwa-peristiwa yang memprihatinkan kita yang terjadi di sekitar kita seperti sekelompok orang yang membakar orang lain hanya karena sebuah persepsi bahwa ia mencuri sesuatu. Dua orang muda-mudi yang diarak sambil dianiyaya dan dilucuti pakaian hingga telanjang, dan peristiwa lainnya yang sulit diterima akal sehat adalah akibat dari pola pikir sempit. Hanya menggunakan satu sudut pandang yang sudah dianggap sebagai pembenar untuk melegalkan tindakan mereka. 

Kita perlu memiliki wawasan yang luas agar kita mampu berperilaku dengan lebih bijaksana, lebih manusiawi dan tidak mudah menghakimi orang lain karena kepicikan dan kebodohan diri kita sendiri.

Yuk, mari kita terus belajar...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PETA PERJALANAN SANG KOMUNIKATOR

MODEL KOMUNIKASI 50/50, atau 100 %. ANDA YANG MANA?