YOU HAVE POWER

"The meaning of a word is the action it produces."

Makna dari sebuah kata adalah tindakan yang dihasilkannya

(Ashley Motague)


Waktu menunjukkan pukul 9.00 di pagi hari. Ruang meeting telah diisi oleh para manajer dan supervisor yang sedang menunggu sang direktur. Wajah mereka terlihat sedikit tegang, berbicarapun berbisik tidak berani menggunakan suara keras. Entah kenapa. Suasana menjadi hening ketika sang direktur memasuki ruangan. Beberapa di antara para manajer terlihat berbisik di antara mereka. Sang direktur mengambil posisi menduduki kursi paling depan menghadap langsung ke arah peserta sebagai pemimpin rapat.

"Kita sedang mengalami kondisi yang sangat buruk pada triwulan pertama di tahun ini. Penjualan anjlok 11% sementara biaya-biaya meningkat 14%. Anda semua sudah seharusnya mampu menangani masalah dan situasi ini bukan duduk santai berleha-leha. Untuk apa perusahan membayar kailian? Perusahan membayar kalian untuk bekerja serius, bukan untuk bersantai dan malas-malasan."  Demikian sang direktur memulai rapat sambil menatap wajah-wajah peserta rapat. Wajah-wajah yang ditatap terlihat berusaha mengalihkan pandangan ke tempat lain tidak berani menatap sang direktur.

Sang direktur kemudian hening sejenak memandang tajam para peserta rapat. Ia lalu melanjutkan : "Mulai hari ini saya instruksikan kalian untuk memangkas semua biaya yang tidak perlu. Saya inginkan produktivitas harus segera ditingkatkan. Kalian semua harus meneruskan perintah ini ke semua bawahan kalian. Saya tidak peduli bagaimana kalian melakukannya. Pokoknya produktivitas harus naik."

Situasi di atas bisa terjadi dalam berbagai situasi. Di kantor, di toko, di sekolah, di tempat ibadah bahkan di rumah dalam keluarga. Ia terjadi ketika kita berkomunikasi dan berinteraksi

Pesan dan instruksi sang direktur, sang atasan, sang pemimpin memang jelas. Namun dampak psikologisnya serius. Pesan dan perintah yang disampaikan dalam emosi serta kemarahan tidak menghasilkan apa-apa. Kata-kata yang digunakan tidak memberi energi. Justru melemahkan, menurunkan motivasi dan meningkatkan ketegangan. Dalam situasi seperti ini siapapun sulit berpikir. Peserta rapat hanya bereaksi bukan berpikir. Kata-kata yang digunakan sang direktur 'berhasil' membentuk brand  negatif tentang dirinya dalam benak para manajernya. 

Lalu apa yang bisa kita petik dari situasi di atas? Kata-kata mempunyai dua sisi bagaikan dua sisi dari satu mata uang. Ia memiliki kekuatan yang melemahkan, menghancurkan bahkan 'membunuh'. Tetapi kata-kata juga memiliki kekuatan untuk membangun, memberi inspirasi bahkan memulihkan dan menyembuhkan. Kapan kita menggunakan kata-kata? Ketika kita berkomunikasi. Ketika kita berinteraksi. 

Anda dan saya memiliki kekuatan (Power) ketika kita berkomunikasi dan berinteraksi. Pilih dan gunakan kata-kata yang membangun, menginspirasi, memulihkan dan menyembuhkan. Kita perlu belajar dan terus belajar.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

PETA PERJALANAN SANG KOMUNIKATOR

POLA PIKIR dan PERILAKU

MODEL KOMUNIKASI 50/50, atau 100 %. ANDA YANG MANA?